Saat ini manusia dimudahkan dengan adanya teknologi informasi yang berkembang pesat. Dengan kemajuan ini, maka banyak pekerja yang melakukan pekerjaan melalui digital. Namun, benarkah pekerja di era digital memicu gangguan mental?
Jam Kerja Era Digital

Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO) durasi kerja yang terlalu lama berdampak besar pada kesehatan mental, kualitas kerja, keharmonisan kehidupan pribadi dan karier, serta keselamatan kerja.
Atas pertimbangan tersebut, ILO menilai jam kerja perlu diatur dengan pendekatan Universal Declaration of Human Rights (UDHR) dan International Covenant on Economics, Social adn Cultural Rights (ICESCR) yang menegaskan setiap orang berhak menjaparkan jam kerja wajar, waktu istirahat cukup, serta cuti digaji.
Menurut data yang dihimpun ILO, sekitar separuh pekerja di negara-ngegara Asia Selatan dan Timur bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Bahkan ada pekerja yang waktu kerjanya sampai melebihi 60 jam perminggu. Fenomena ini paling banyak ditemukan di kawasan Asia Timur.
Sistem zero-hours contract serta perkembangan IT membuat jam kerja semakin fleksibel dan panjang
Meskipun IT mampu membawa perubahan di dunia kerja seperti membuka lapangan kerja baru, memudahkan komunikasi dan transaksi meningkatkkan efisiensi perusahaan serta mendorong produktivitas pekerja.
Tapi di sisi lain juga ada dampak negatifnya. Menurut ILO perkembangan IT telah menciptakan “24/7 society” atau masyarakat yang aktif 24 jam selama tujuh hari seminggu.
Dengan situasi tersebut pekerja mendapat tuntutan kerja di manapun dan kapan pun selama memegang gawai dan terkoneksi internet. Akibatnya, durasi kerja bisa menjadi tidak terduga dan sangat fleksibel, hingga bisa melebihi 48 jam perminggu.
Perkembangan IT telah memunculkan pola work without end atau kerja tiada henti yang banyak menekan para pekerja
Ini memunculkan sejumlah kasus di mana pekerja mengalami stres karena merasa tidak pernah lepas dari urusan kantor.
Maka dari itu, ILO menetapkan stadar umum jam kerja maksimal 8 jam per hari, atau maksimal 48 jam per minggu. Rumusan ini sudah banyak diadopsi ke dalam hukum negara-negara anggota ILO di Eropa, Amerika, Afrika, Australia, sampai Asia.
Bagi ILO, pekerja bukanlah alat produksi atau komoditas. Pekerja adalah manusia, pencari nafkah yang harus dipenuhi hak-haknya.
Kiat-Kiat Menyeimbangkan Work Life
Meskipun mendapat tantangan dalam bekerja di era yang serba dinamis. Kamu harus tetap memperhatikan kesehatan mentalmu. Hal-hal sederhana yang bisa kamu lakukan sebelum maupun saat bekerja bisa dilakukan. Berikut tips agar kesehatan mental lebih terjaga pada pekerja di era digital
Olahraga
Olahraga bukan hanya menyehatkan tubuh tetapi dengan berolahraga yang teratur dapat menurutnkan stress akibat bekerja. Kegiatan ini dapat mengaktifkan saraf pada otak sehingga melancarkan sirkulasi darah pada otak.
Kamu dapat melakukan olahraga seperti jogging atau workout di pagi hari sebelum bekerja atau kamu juga bisa melakukan peregangan setika sedang istirahat kerja. Peregangan sangat bermanfaat agar otot-otot badan tidak mudah kaku apalagi bagi kamu yang bekerja di depan komputer.
Membiasakan diri untuk berolahraga sama saja kamu sudah berkontribusi untuk menjaga kesehatan jasmani dan mental.
Jangan Lewatkan Sarapan
Terkadang karena terburu-buru untuk pergi ke kantor atau terlalu sibuk untuk mengerjakan pekerjaan yang belum selesai, kamu melewatkan sarapan di pagi hari. Padahal sarapan sangat bermanfaat untuk menambah energi sebelum beraktivitas di pagi hari. Biasakan untuk sarapan dengan makanan yang bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, dan mineral.
kalau kamu tidak sempat untuk sarapan atau membuat masakan di pagi hari. Cukup siapkan roti, selai, dan susu agar lebih praktis dan bisa dibawa ke kantor untuk dimakan. Jangan lupa untuk minum air putih minimal 2 liter per hari yaa, Dear.
Istirahat yang Cukup
Bukan hanya tubuh saja yang butuh istirahat, otak juga perlu untuk istirahat. Dengan istirahat minimal 30 menit, otak dapat melakukan pekerjaannya dengan optimal. Luangkan waktu untuk beristirahat walaupun sebentar namun khasiatnya sangat besar. Untuk itu, kamu yang suka begadang mengerjakan deadline jangan lupa untuk istirahat. Jika waktu istirahat tercukupi maka otak akan lebih fresh menerima hal-hal baru.
Pekerja era digital saat ini semakin dinamis dan canggih dengan kehaditan IT untuk menunjang pekerjaan.Namun, ada beberapa pekerja dituntut melakukan pekerjaan bahkan diluar jam kerja. ada baiknya pekerja juga mengerti kapan harus berhenti. Siapa lagi yang akan peduli dengan kesehatan mentalmu kalau bukan kamu sendiri. Yuk konsultasikan masalahmu ke psikolog yang terpercaya hanya di Riliv!
Referensi
- https://kbr.id/nasional/042019/era_digital_bikin_jam_kerja_jadi_panjang__ini_pandangan_ilo/99109.html
- https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-44264175
- https://www.voaindonesia.com/a/organisasi-buruh-internasional-ingin-peningkatan-kondisi-kerja/4882173.html
Written by Kadek Sharidevy (ig sharidevy)