Jika Anda terpanggil dengan judul artikel ini, mungkin saja inilah yang Anda rasakan selama ini: ingin menyenangkan hati orang lain, terlalu sering berkata 'ya' atas permintaan banyak orang, senang melihat teman tersenyum, selalu ikut agenda kantor apapun. Anda senang menghargai orang. Namun apakah Anda sudah menghargai diri sendiri di kantor?
Seringkali, seorang karyawan merasa burnout dan kelelahan karena waktu yang ia habiskan tidak efektif dan seimbang antara pekerjaan dan sosial.
Tidak sedikit people pleaser di kantor merasa kelelahan karena sering menggantikan posisi teman, membantu teman menyelesaikan deadline hingga lupa miliknya sendiri, dan selalu berkata 'ya' akan permintaan atasan.
Bukan tidak mungkin juga, tindakan people pleasing ini dilakukan untuk memukau atasan dan kolega. Apapun motivasinya, menjadi people pleaser untuk membuat orang bahagia atau terpukau akan menimbulkan overworking dan membuat tenaga habis.
Selain alasan ini, ada beberapa alasan lain yang harus Anda tahu. Riliv juga akan menyediakan solusi mudah yang bisa Anda lakukan untuk perlahan berhenti dari kebiasaan people pleaser dan menghargai diri sendiri lebih baik lagi!
Ekspektasi yang lebih tinggi dari mereka akan membuat Anda sulit menghargai diri sendiri!
Photo by Jason Strull on Unsplash
Menurutnya, setiap orang sangat suka dengan rekan kerja yang sigap, tangkas, dan selalu berkata 'ya'. Namun, Jennifer mengajak kita untuk memandang dari sudut pandang people pleaser itu sendiri.
Seiring rasa suka kita meningkat dan merasa terbantu akan kehadiran dan attitude yang diambil oleh people pleaser, ekspektasi kita pun akan semakin meningkat: iron man/women yang selalu sigap dalam bekerja, pengajar yang baik, mentor yang baik, selalu ada setiap waktu, bisa ditelepon kapan saja, punya banyak skill...
Dan kemungkinan terburuknya, people pleaser akan sulit beristirahat dan sulit 'mengecewakan' banyak orang ketika ia sudah merasa lelah dan harus beristirahat.
Jika Anda merasa sebagai people pleaser, inilah salah satu hal yang harus Anda perhatikan dan hindari: ekspektasi rekan kerja dan atasan yang akan terus bertambah bila Anda terus-menerus berkata 'ya' dan hadir bahkan ketika Anda sebenarnya sedang tidak mampu, perlahan-lahan akan membuat Anda semakin burnout.
Hal ini sangat tidak sehat untuk Anda, inilah alasannya!
Photo by Crew on Unsplash
Kita semua tahu bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan. Secara bersamaan, kita pun selalu punya kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
People pleaser yang sudah sadar akan tingginya ekspektasi lingkungan kantornya terhadap dirinya, cenderung sering menekan dirinya sendiri untuk selalu berbuat yang terbaik bagi orang di sekitarnya, dan sering melupakan pentingnya memikirkan kesejahteraan diri sendiri (istirahat, makan, tidur cukup, dll).
Menurut The Harvard Review, setiap orang cenderung memiliki dorongan untuk menawarkan diri dan berkata 'ya' atas permintaan orang di sekelilingnya. Namun tentunya, porsi yang kita ambil harus tetap pas.
Dan sayangnya, seorang people pleaser sering mengabaikan porsi tersebut dan mengabaikan kesehatan fisik dan mentalnya sendiri. Pentingnya self-care patut diketahui oleh Anda yang merasa sudah berada di posisi people pleaser.
Dengan menemukan artikel ini, Anda telah berada pada tahap awareness, di mana Anda menyadari bahwa ada ritme yang kurang baik dan telah Anda biarkan dalam waktu yang cukup lama.
Kini, untuk mencari tahu lebih lanjut ritme yang terbaik untuk Anda, Anda bisa mulai melakukan evaluasi diri:
- Apakah saya sering mengorbankan makan siang untuk membantu teman saya?
- Apakah saya sering memposisikan diri untuk menutupi kesalahan/keterlambatan rekan saya?
- Apakah saya selalu berkata 'ya' dengan setiap permintaan atasan dan rekan kerja saya?
- Pernahkah saya melewatkan agenda penting yang berhubungan dengan keluarga/pasangan saya, dan mendahulukan request dari rekan kerja saya?
Tidak apa-apa untuk beristirahat, dan tidak apa-apa pula sesekali menolak permintaan seseorang untuk mementingkan diri sendiri.
Anda bisa loh, membahagiakan orang dan tetap menghargai diri sendiri di kantor!
Anda mungkin masih memiliki motivasi tersendiri akan mengapa Anda selalu menjadi people pleaser.Mungkin Anda mendapat kebahagiaan dari menyenangkan orang lain, suka menolong secara otomatis, berprinsip untuk tidak membuat orang merasakan rasanya tidak ditolong, atau ingin memukau orang di sekitar Anda.
Masih ada cara untuk tetap menjadi 'volunteer tetap' dan menjadi figur yang selalu membawa keceriaan dan pertolongan di lingkar sosial Anda, tanpa harus menyakiti diri sendiri.
Menyampaikan argumen dalam koridor yang sopan sangat baik untuk diri Anda sendiri. Selain bisa menyortir mana saja yang merupakan prioritas dan sungguh-sungguh bermanfaat untuk kelangsungan karir Anda, Anda pun akan terhindar dari overwork.
Menjadi kritis juga akan memukau perhatian atasan dengan cara lain, terutama bila argumen Anda disampaikan dengan santun.
Selalu bertanya, baik bertanya urgensi dari bantuan yang mereka minta kepada Anda, maupun kesanggupan mereka yang sebenarnya.
Hindari memberi bantuan dan mengiyakan tawaran yang masih bisa dihandle oleh orang lain, terutama orang itu sendiri. Sangat baik untuk memprioritaskan diri sendiri, dibanding memaksakan diri untuk membantu orang yang sebenarnya malas.
Siapkan rekomendasi lain bagi teman Anda yang benar-benar membutuhkan bantuan di saat Anda sedang sibuk.
Hal terpenting dalam menghargai diri sendiri di kantor adalah tidak memaksakan diri untuk menerima posisi/memberi bantuan ketika Anda diminta untuk mengorbankan waktu istirahat dan waktu bersama keluarga Anda.
Anda bisa menyarankan rekan yang berada di satu divisi dengan Anda, teman dengan skill yang sama dengan Anda, atau teman yang benar-benar sedang membutuhkan posisi tersebut. Dengan kata lain, Anda tetap membantu orang lain dengan membuka jalan dan relasi bagi mereka.
Memberikan pengertian atas konsekuensi kepada rekan juga sangat penting. Baik menolak ataupun menerima, Anda bisa memberikan mereka pengertian akan hal yang akan Anda korbankan bila Anda akan membantu mereka nantinya.
Jelaskan saja bahwa Anda mungkin akan terlambat dalam deadline Anda sendiri, akan absen dari pentas seni anak Anda, atau bahkan bila Anda merasa mulai tidak enak badan dan harus check-up.
Selain akan lebih menghargai bantuan Anda, Anda pun memberikan rekan kerja Anda pertimbangan, dan tidak akan berharap terlalu tinggi dengan bantuan Anda (jika akhirnya Anda menolak).
***
Memfasilitasi karyawan dengan konselor yang profesional di bidang psikologi karir bisa menjadi jawaban yang tepat untuk memberi karyawan wadah yang positif untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
Riliv memperkenalkan Riliv for Company yang memiliki program kerjasama sebagai berikut:
- Konseling mudah dengan psikolog profesional, langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu
- 300+ meditasi beserta panduan mudah yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi mental, hanya 10 menit saja untuk mendapat ketenangan
- Mood tracker yang bisa diakses oleh HR atau tim yang bertanggung jawab atas karyawan, sehingga bisa dengan mudah memahami bagaimana kemajuan kesehatan mental karyawan setelah konseling atau meditasi secara rutin
- Cerita dan musik pengantar tidur yang bisa memastikan karyawan Anda beristirahat dengan cukup dan berkualitas
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Rahasia terjamin! Siapapun bisa menggunakan Riliv for Company tanpa harus ketahuan sedang konseling
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Cukup 10 menit per hari, Anda bisa berpikir jernih dan terus menjadi pemimpin prima bagi karyawan Anda di masa sulit ini.
Sumber:
- https://www.inc.com/matt-plummer/how-to-be-a-people-pleaser-at-work-still-stand-up-for-yourself.html
- https://blog.heartmanity.com/do-people-pleasers-make-the-best-employees