Pernah nggak sih kamu merasa susah mengendalikan emosi negatif yang berdampak negatif pada perilaku yang kamu tunjukkan? Adakah cara mengendalikan emosi tersebut?
Emosi atau perasaan adalah bagian normal dan penting dalam hidup kita Tidak semua emosi itu negatif, ada juga beberapa emosi positif yang terasa nyaman, seperti bahagia, gembira, minat, ingin tahu, rasa syukur, cinta, dan kepuasan.
Sedangakan emosi negatif berupa sedih, marah, kesepian, cemburu, mengkritik diri sendiri, dan takut.
Ketika kita merasakan emosi negatif, hal itu sangatlah tidak nyaman, apalagi jika kita merasakan emosi negatif terlalu sering, terlalu kuat, atau kita memikirkannya terlalu lama akan menjadi hal yang menyakitkan.
Emosi negatif tidak mungkin dihindari. Setiap orang merasakannya dari waktu ke waktu. Kadang, seseorang jengkel karena merasa kalah dan sulit mengendalikan emosi yang meledak-ledak, apakah kamu juga merasakannya?
Dear, mungkin mengendalikan emosi bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi kita bisa belajar menanganinya. Berikut ini tiga cara mengendalikan emosi negatif untuk membantumu. Yuk cek!
Identifikasikan emosimu, ketika mengetahui emosi apa yang sedang kita rasakan, hal itu akan memudahkanmu mengontrol emosi lho, Dear!
Belajar memperhatikan dan mengidentifikasi perasaan memang membutuhkan latihan. Selain berfokus pada perasaanmu, periksa juga tubuhmu. Kamu mungkin merasakan sensasi tubuh dengan emosi tertentu, seperti mungkin wajah kamu menjadi panas, atau otot terasa tegang.1. Mulailah untuk peduli dan memperhatikan perasaanmu
Saat kamu memiliki emosi negatif seperti marah, takut, dan sebagainya, cobalah untuk menyebutkan apa yang kamu rasakan.
Contoh:
Pria di kelompok belajarku membuatku sangat marah!
Saya menjadi sangat cemburu ketika saya melihat gadis/pria itu dengan mantan saya
Saya merasa takut setiap kali saya harus melewati para pengganggu itu
2. Jangan menyembunyikan perasaanmu dari diri sendiri
Kamu mungkin tidak ingin memberitahukan perasaanmu kepada orang lain (seperti mantan misalnya, atau pria dalam kelompok belajarmu yang membuat kamu marah).
Tapi, sebagai cara mengendalikan emosi, kamu jangan menekan perasaanmu sepenuhnya ya, Dear. Menyebutkan perasaan itu jauh lebih baik daripada berpura-pura tidak memilikinya.
3. Ketahui mengapa kamu merasakan emosi seperti itu. Cari tahu apa yang terjadi sehingga membuatmu merasa seperti itu
Contoh:
Setiap kali kami melakukan proyek kelompok, Safira menemukan cara untuk mengambil semua pujian atas pekerjaan orang lain.
Guru kami menganggap Safira adalah bintang tim, meski dia tidak pernah punya ide sendiri.
4. Jangan menyalahkan
Mampu mengenali dan menjelaskan emosi tidak sama dengan menyalahkan seseorang atau sesuatu atas perasaanmu. Bagaimana perasaanmu ketika hal-hal ini terjadi berasal dari dalam dirimu.
Perasaanmu ada karena suatu alasan, yaitu untuk membantumu memahami apa yang sedang terjadi.
5. Terima semua emosimu sebagai hal yang alami dan dapat dimengerti
Dear, jangan menilai diri sendiri atas emosi yang kamu rasakan ya. Hal yang normal kok untuk merasakan emosi.
Mengakui perasaanmu dapat membantumu melanjutkan hidup. Jadi, jangan bersikap keras pada diri sendiri ya.
Selanjutnya, saatnya kamu mengambil tindakan yang bisa kamu lakukan sebagai cara mengendalikan emosimu ya, Dear!
Foto oleh Helena Lopes dari Pexels
1. Pikirkan tentang cara terbaik untuk mengekspresikan emosimu
Apakah kamu merasa saat ini kamu perlu menghadapi orang lain dengan lembut? Ataukah kamu perlu curhat tentang apa yang kamu rasakan pada teman atau sahabatmu? Atau kamu perlu mengatasi emosimu dengan berlari?
Contoh:
Tidak akan menyelesaikan apa pun ketika aku memilih menunjukkan kemarahanku kepada Safira, bahkan mungkin membuatnya merasa lebih superior! Tetapi perasaanku memberitahuku bahwa aku perlu menghindari situasi lain di mana dia mengambil kendali atas sebuah proyek.
2. Pelajari cara untuk mengubah suasana hatimu
Pada titik tertentu, kamu pasti ingin mengubah suasana hati yang negatif menjadi suasana hati yang positif. Jika tidak, pemikiran kamu mungkin terjebak pada betapa buruknya hal-hal itu, dan itu dapat menyeretmu ke dalam perasaan lebih buruk.
Cobalah melakukan hal-hal yang membuatmu bahagia, bahkan jika kamu tidak menyukainya saat itu.
Misalnya, kamu mungkin sedang tidak mood untuk keluar setelah putus dari pacar. Tetapi, jika jalan-jalan atau menonton film lucu bersama teman dapat membawamu keluar dari emosi negatif tersebut, maka cobalah!
3. Bangun emosi positif
Emosi positif menciptakan rasa bahagia dan sejahtera. Biasakan untuk memperhatikan dan fokus pada apa yang baik dalam hidupmu ya, Dear, bahkan hal-hal kecil, seperti pujian yang diberikan ayah karena memperbaiki rak bukunya atau betapa enaknya salad yang kamu buat untuk makan siang.
Memperhatikan hal-hal baik, bahkan saat kamu merasa buruk, dapat membantumu mengubah keseimbangan emosional dari negatif ke positif lho!
4. Cari dukungan
Kamu bisa membicarakan tentang perasaanmu dengan orang tua, orang dewasa tepercaya, atau temanmu.
Mereka dapat membantumu menjelajahi emosi dan memberimu cara berpikir yang segar tentang berbagai hal.
5. Olahraga, selain meningkatkan percaya diri, olahraga juga ampuh untuk mengendalikan emosi lho, Dear
Aktivitas fisik membantu otak menghasilkan bahan kimia alami yang meningkatkan suasana hati yang positif.
Olahraga juga dapat melepaskan penumpukan stres dan membantumu agar tidak terjebak pada perasaan negatif.
Langkah ke tiga adalah jangan ragu untuk meminta bantuan dalam mengatasi emosi yang sulit kamu kendalikan ya!
Photo by Emma Bauso from Pexels
Jika kamu mendapati dirimu terjebak dalam perasaan sedih atau khawatir selama lebih dari beberapa minggu, atau jika kamu merasa sangat kesal sehingga berpikir kamu akan menyakiti diri sendiri atau orang lain, maka jangan ragu untuk meminta bantuan pada profesional ya Dear!
Kamu bisa menceritakannya dengan psikiater, orang tua, orang dewasa tepercaya, atau psikolog. Psikiater dan psikolog dilatih untuk membantu orang keluar dari emosi negatif. Mereka dapat memberikan banyak tips dan ide yang akan membantumu merasa lebih baik.
Tapi ingat untuk tidak melakukan self diagnose ya Dear, dan kamu juga bisa kok melakukan konseling dengan psikolog di Riliv!
Referensi:
- kidshealth.org. Dealing with difficult emotions